Jumat, 13 Januari 2017

Ablatio Retina (part 1)

Hari ini aku ingin membagi sedikit cerita seputar mata, dari pengalaman pribadi.

Hasil gambar untuk bagian mata

Waktu Tk aku punya kebiasaan membaca yang buruk, yakni jarak mata dan buku yang ku baca terlalu dekat. Tapi hal ini bukan karena aku sengaja namun karena memang aku membutuhkan (aku nggak bisa baca dengan jarak yang jauh, kemungkinan miopia/rabun jauh)

Lalu orang tuaku membawaku ke dokter mata dan beliau bilang pemeriksaannya masih belum bisa  karena aku masih terlalu kecil dan biarlah tumbuh sesuai takdirnya. Dan akhirnya pada saat menginjak kelas 1 SD aku sudah memakai kacamata yang tebal (mata kanan minus 15 & kiri minus 8 seingetku). Dengan kondisi ini aku mengalami masa yang agak sulit dalam mengikuti pelajaran. terutama membaca tulisan di papan. Sehingga aku sering kali mendapat posisi duduk di bangku terdepan / 2 dari depan.

SD dan SMP berlalu biasa saja. Memasuki jenjang yang lebih tinggi, aku memutuskan untuk masuk sekolah kejuruan dan mengambil tata boga sebagai fokus utama. Memasuki kelas 2 SMK, para siswa diwajibkan untuk magang/on the job training selama min 4 bulan dan max 6 bulan.  Dari sinilah kisahku di mulai.

Quality Hotel Malaysia adalah tempatku magang yang pertama. Sebelum berangkat ke Negri Jiran tersebut aku diajak orang tuaku untuk melakukan pemeriksaan mata, karena aku berencana memakai lensa kontak saat magang (untuk memastikan lensa kontak itu aman untukku).
Tiba di Klinik Mata Malang (sekarang Malang Eye Center), aku sambut oleh resepsionis yang ramah dan karena kenyamanan fasilitas klinik itu membuat hati tenang dalam menjalani pemeriksaaan. Setelah pendaftaran, pemeriksaan refraksi singkat oleh petugas, serta menunggu dokter datang, akhirnya aku bertemu dr. Lely. Dokter yang cantik, ramah, dan suka senyum.
Mamaku mulai menceritakan kisah mataku, lalu dokter mulai memeriksa dengan berbagai alat dan aku dirujuk ke dokter mata lain (karena banyak hal yang terjadi di mataku). Disana aku diperiksa lagi dengan berbagai alat pula. Ternyata tidak berhenti sampai disini, aku masih dirujuk lagi ke dokter mata yang lain lagi (ke dr. Nadia). (Karena masih anak sekolah jadi aku nggak terlalu mikir, aku ikuti aja semua tapi perasaan apapun.)
Kemudian didokter ketiga inilah kabar yang kurang baik kami dengar.
1. Retina di mata kanan mengalami robekan (terjadi ketika bagian retina terpisah dari lapisan luar mata, jika tidak segera diobati, kemungkinan terburuknya adalah hilangnya seluruh penglihatan/buta), sehingga harus di Laser untuk mencegah kebutaan
2. Dan mungkin terjadi hal yang sama di mata kiri, tetapi mata kiri ada katarak (adalah bagian keruh pada lensa mata yang biasanya bening dan akan mengaburkan penglihatan) maka tidak bisa diperiksa dengan alat yang sama, disarankan USG mata untuk mengetahuinya (tapi kami tidak mengambil tindakan itu). selain ada kemungkinan retina robek dan katarak serta minus yang tinggi, di mata kiri ada juga juling (adalah salah satu masaah penglihatan dimana bola mata tidak dapat melihat pada satu titik yang sama dengan fokus yang tepat)
to be continued..

bagaimanakah kisah si mata ini selanjutnya?? akankah aku mengalami kebutaan?? #lebay.. tunggu ya.. see you on next story...
.

coming soon ablatio retina part 2...





Minggu, 01 Januari 2017

Dibibir saja....

Banyak yang melambungkan harapan, cita, dan doa....
tapi sayangnya selalu tidak dibarengi dengan perbuatan yang mendukung...

ahhh sudahlah....!!  manusia punya pilihan dan mereka 'diperbolehkan' untuk memilih...